12 August 2009

Kesalahan Umum Berkaitan dengan Solat

Solat adalah amal pertama yang dihisab Allah. Jika solat seseorang baik maka baik pula seluruh amalnya. Demikian pun sebalik-nya. Tetapi ironinya, banyak umat Islam yang melalaikan urusan solat. Berikut ini yang sering dilalaikan sebahagian umat Islam dalam hal solat.
1. Meninggalkan solat sama sekali. Ini adalah suatu kekufuran berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah dan ijma'. Allah berfirman, artinya: "Apakah yang membuat kalian masuk ke dalam Neraka Saqar?' Mereka menjawab, '(Karena) kami dulu tidak termasuk orang-orang yang mendirikan solat'." (Al-Muddatstsir: 4).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Perjanjian antara kami dengan mereka adalah solat, barang-siapa meninggalkannya maka dia telah kafir." (HR. Ahmad dan lainnya, shahih).
Adapun dalil dari ijmak adalah ucapan Abdullah bin Syaqiq : "Para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tidak berpendapat ada suatu amalan yang jika ditinggalkan menjadikan kufur kecuali masalah solat." (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan lainnya dengan sanad shahih).

2. Mengakhirkan solat. Sebab ia bertentangan dengan firman Allah, ertinya: "Sesungguhnya solat itu wajib atas orang-orang beriman pada waktu yang telah ditentukan." (An-Nisa': 103).
Kerana itu, mengakhirkan solat tanpa udzur yang dibolehkan syarak adalah dosa besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Itu adalah solat orang munafik. Ia duduk menunggu matahari, sampai jika matahari telah berada di antara dua tanduk syaitan (hendak tenggelam) ia berdiri dan menukik empat rakaat, sedang ia tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit." (HR. Muslim).

3. Meninggalkan solat berjamaah. Solat berjamaah adalah wajib kecuali bagi orang yang memiliki udzur yang dibolehkan syara'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Siapa yang mendengarkan seruan azan tetapi tidak memenuhinya maka tidak ada solat baginya, kecuali kerana udzur." (HR. Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad kuat). Allah berfirman, artinya: "Dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (Al-Baqarah: 43). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Kemudian aku mengutus (utusan) kepada orang-orang yang tidak solat berjamaah, sehingga aku bakar rumah-rumah mereka." (Muttafaq Alaih). Dan cukuplah bagi mereka yang menginginkan syi'ar Islam dengan memulai lewat gerakan solat berjama'ah.

4. Tidak thuma'ninah dalam solat. Thuma'ninah adalah rukun solat. Solat tidak sah jika tidak thuma'ninah. Thuma'ninah artinya, tenang ketika sedang ruku', i'tidal, sujud dan duduk antara dua sujud. Tenang di sini maksudnya, sampai tulang-tulang kembali pada posisi dan persendiannya, tidak tergesa-gesa dalam pergantian dari satu rukun ke rukun lainnya. Demikianlah, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada orang yang tergesa-gesa dalam shalatnya dan tidak thuma'ninah bersabda, ertinya: "Kembali dan solatlah, sesungguhnya engkau belum solat."

5. Tidak khusyuk dan banyak gerakan dalam solat. Allah memuji orang-orang yang khusyu' dalam solatnya. Allah berfirman, ertinya: "(Iaitu) orang-orang yang khusyuk dalam solatnya." (Al-Mukminun: 2). Kerana itu, hendaknya setiap orang yang solat, khusyu' dalam shalatnya, sehingga memperoleh pahala yang sempurna.

6. Mendahului atau menyelisihi imam. Ini bisa mengakibatkan batalnya solat atau rakaat. Kerana itu, hendaknya makmum mengikuti imam, tidak mendahului atau terlambat daripadanya, baik satu rukun atau lebih. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Sesungguhnya diadakannya imam itu untuk diikuti, karena itu jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan kalian bertakbir sampai ia bertakbir, dan jika ia ruku' maka ruku'lah dan jangan kalian ruku' sampai dia ruku'..." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

7. Bangun dari duduk untuk menyempurnakan rakaat sebelum imam selesai dari salam yang kedua.

8. Memandang ke langit (atas) atau menoleh ke kiri dan ke kanan ketika solat. Hal ini telah diancam oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, artinya: "Hendaklah orang-orang mahu berhenti dari mendongakkan pandangannya ke langit ketika solat atau Allah tidak mengembalikan pandangannya kepada mereka." (HR. Muslim).
Adapun menoleh yang tidak diperlukan maka hal itu mengurangi kesempurnaan solat, dan jika sampai lurus ke arah lain maka hal itu membatalkan solat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Jauhilah dari menoleh dalam solat, kerana sesungguhnya ia adalah suatu kebinasaan." (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkannya).

9. Mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi aurat. Hal ini membatalkan solat, kerana menutup aurat merupakan syarat sahnya solat.

10. Tidak memakai kerudung dan menutupi telapak kaki bagi wanita. Aurat wanita dalam solat adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan (termasuk punggungnya). Ummu Salamah x ditanya tentang pakaian solat wanita. Beliau menjawab: "Hendaknya ia solat dengan kerudung, dan baju kurung panjang yang menu-tupi kedua telapak kakinya."

11. Lewat (melintas) di depan orang yang sedang solat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Seandainya orang yang lewat di depan orang solat itu mengetahui dosanya, tentu berhenti (menunggu) empat puluh (tahun) lebih baik baginya daripada lewat di depannya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

12. Tidak melakukan takbiratul ihram ketika mendapati imam sedang ruku'. Takbiratul ihram adalah rukun solat karena itu ia wajib dilakukan dan dalam keadaan berdiri, baru kemudian mengikuti imam yang sedang ruku'.

13. Tidak langsung mengikuti keadaan imam ketika masuk masjid. Orang yang masuk masjid hendaknya langsung mengikuti imam, baik ketika itu ia sedang duduk, sujud atau lainnya (tentunya setelah takbiratul ihram, sebagaimana disebutkan di muka). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Jika kalian datang untuk solat dan kami sedang sujud, maka sujudlah!" (HR. Abu Daud - shahih).

14. Melakukan sesuatu yang melalaikannya dari solat. Ini menunjukkan bahawa dia lebih menuruti hawa nafsu daripada mentaati Allah. Betapa banyak orang yang tetap sibuk dengan pekerjaannya, menonton TV, ngobrol dan sebagai-nya sementara seruan azan telah berkumandang. Padahal melalaikan solat dan mengingat Allah adalah suatu bencana besar. Allah berfirman, ertinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah, barangsiapa melakukan demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (Al-Munafiqun: 9).

15. Memejamkan mata ketika solat tanpa keperluan. Ini adalah makruh. Ibnu Qayyim berkata, 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mencontohkan solat dengan meme-jamkan mata.' Akan tetapi jika memejamkan mata tersebut diperlukan misalnya, kerana di hadapannya ada lukisan atau sesuatu yang menghalangi kekhusyukannya maka hal itu tidak makruh.

16. Makan atau minum dalam solat. Ini membatalkan solat. Ibnul Mundzir berkata, 'Para ahli ilmu sepakat bahwa orang yang solat dilarang makan dan minum.' Kerana itu, bila masih terdapat sisa makanan di mulut, seseorang yang sedang solat tidak boleh menelannya tetapi hendaknya mengeluarkannya dari mulutnya.

17. Tidak meluruskan dan merapatkan barisan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Kalian mahu meluruskan barisan-barisan kalian atau Allah akan membuat perselisihan di antara hati-hati kalian." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Adapun rapatnya barisan, sebagaimana yang dipraktikkan para sahabat adalah pundak dan telapak kaki seseorang merapat dengan pundak dan telapak kaki kawannya.

18. Imam tergesa-gesa dalam solatnya dan tidak thuma'ninah, sehingga menjadikan makmum juga tergesa-gesa, tidak thuma'ninah dan tidak sempat membaca Fatihah. Setiap imam akan ditanya tentang solatnya, dan thuma'ninah adalah rukun, kerana itu ia wajib atas imam kerana dia adalah yang diikuti.

19. Tidak memperhatikan sujud dengan tujuh anggota. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Kami diperintahkan untuk sujud dengan tujuh anggota; kening -dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya sampai ke hidungnya, dua tangan, dua lutut dan dua telapak kaki." (Muttafaq-Alaih).

20. Membunyikan ruas jari-jari ketika solat. Ini adalah makruh. Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan: "Aku solat di sisi Ibnu Abbas dan aku membunyikan jari-jariku. Setelah selesai solat, ia berkata, 'Celaka kamu, apakah kamu membunyikan jari-jarimu dalam keadaan solat?"

21. Mempersilakan menjadi imam kepada orang yang tidak pantas menjadi imam. Imam adalah orang yang diikuti, karena itu ia harus faqih (paham dalam urusan agama) dan qari' (pandai membaca Al-Qur'an). Para ulama menetapkan, tidak boleh dipersilakan menjadi imam orang yang tidak baik bacaan Al-Qur'annya, atau yang dikenal dengan kemaksiatannya (fasiq), meskipun demikian, kalau itu terjadi maka solat makmum tetap sah.

22. Membaca Al-Qur'an secara tidak baik dan benar. Ini adalah kekurangan yang nyata. Kerana itu, setiap muslim harus berusaha untuk membaca Al-Qur'an, terutama dalam solatnya dengan baik dan benar. Allah berfirman, artinya: "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil." (Al-Muzzammil: 4).

23. Wanita pergi ke masjid dengan perhiasan dan wewangian. Ini adalah kemunkaran yang tampak nyata baik di bulan Ramadan atau di waktu lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: "Jangan melarang wanita-wanita pergi ke masjid, dan hendaknya mereka keluar dalam keadaan tidak berhias dan memakai wewangian." (HR. Ahmad dan Abu Daud, shahih).

No comments:

Popular Posts